Halaman

bisnis saya bermodal 39.900 ajah, tapi gaji 40jt perbulan..ayukz yang mau saya bantu.. info lebih lanjut hub: siti zumaroh-08977461135

DEMOKRASI


Demokrasi…!!! Sejenak pikiranku melayang, terbayang sistem domokrasi yang ada di negara indonesia. Yang tentunya tergambar jelas bagaimana demokrasi tersebut, yang secara tidak langsung masing-masing orang dapat berpendapat sendiri sesuai keadaan indonesia.

Mengutip dari pendapat Bapak tony dian efendi (dosen pengantar ilmu Hubungnan Internasional) "demokrasi yang ada di negara kita bersifat ngambang dan terlalu bebas. Contoh kecil saja merusak fasilitas umum adalah termasuk melanggar hukum tapi anehnya hal itu hanya berlaku untuk individu semata dan anehnya kalau dikerjakan bersama-sama itu menjadi hal yang tidak melanggar hukum dan biasa saja. Demikianlah gambaran demokrasi yang ada di indonesia. pengertian demokrasi sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan banyak orang (rakyat). sehingga dalam sistem demokrasi ini haruslah ada keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan). serta beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yakni:
1.      Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
2.      Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
3.      Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
 dalam perjalanan hidup sering kujampa beberapa masalah dan kejadian mengenai kampanye.
Beberapa kali aku “terjebak” di tengah masa dalam hari-hari ini yang penuh dengan kampanye besok 2013 mendatang, selalu saja saya terbayang perasaan haru ketika melihat realitas yang ada di indonesia. Begitu banyak orang yang sangat antusias ikut serta dalam even-even
pada tahun kemaren, hal tersbut sudah sangat tergambar jelas bagaimana akan sangat banyak orang yang ikut serta dalam pemilu 2013.
Saya sendiri memang tidak tahu persis berapa banyak di antara mereka-mereka  yang sebetulnya peserta kampanye bayaran. Seorang teman yang duduk di kursi DPR berpendapat  “di dalam kampanye tidak ada orang yang bertindak secara tulus ikhlas kecuali upah puluhan ribu yang harus mereka dapat termasuk kita sendiri”. Realhtas yang tidak dapat dipungkiri. Memang lebih banyak orang berkampanye, berkoar-koar lantaran dukunganya untuk partai, yang ditambah lagi dengan tindakan anarkis dan tawuran yang menjadi sajian berita menyedihkan sekaligus memprihatinkan bagi kita (masyarakat indonesia).
Beberapa tahun kemaren, ingatanku kembali, tepatnya ketika aku berada di jalan raya tuban aku merasa terancam. Karena para kampanye secara sengaja membuat macet lalu lintas dengan gas sepeda motor yang di-bleyer secara terus-menerus dan tepat di depanku seorang pemuda berwajah garang dengan membawa minuman keras di sela-sela ikat pinggangnya berhenti di depanku dan berteriak-teriak, dari situlah aku merasa tak nyaman dan terancam. Masih lekat dalam ingatan saya betapa ketar-ketir, was-was, tak nyaman, dan merasa terancamnya saya di tengah massa yang serupa itu dalam kampanye 2009 kemarin. Mungkin dalam pemilu 1992, sedikit lebih ekstrim. Dulu setiap orang yang terjebak dalam kepungan masa akan terkena terror standar: dimintai uang dan dipaksa menjawab yel-yel yang diteriakkan oleh massa. Situasi seperti itulah yang dihadapi siapapun di tengah massa.
Sisa-sisa ketercekaman dan kecemasan public semacam itu memang belum hilang di tengah prosesi kampanye. Namun saya sendiri merasakan Sesutu yang sangat berbeda. Ada ketulusan dan keikhlasan yang saya saksikan pada wajah-wajah umumnya peserta kampanye.
Hiruk piruk suara pemerintah tentang kampanye 2013 besok sangat dinantikan, di lain sisi Bpk. Susilo Bambang Yuhdoyono sedang bersiap-siap untuk me-Resuffle  kabinet pada akhir bulan oktober besok, yang berharap supaya menjelang kahir kepemimpinanya berakhir khusnul khoimah. Sebenarnya warga Negara sudah merasa kelelahan memikirkan demokrasi Indonesia, kalanfan Borjuis cenderung mendapat perhatian lebih daripada kaum ploreter, hukum semacam itulah yang masih ada di Negara kita, yang bertentangan dengan makna “Demokrasi “ pada hakikatnya.
Di tengah perjalanan hidup, saya menemukan Indonesia yang kehilangan masa depan, semangat perjuangan, harapan-harapan, serta menjadi Indonesia yang mejanjinkan. Indoseia tumpah darah yang saya cintai, yang sangat antusias rakyatnya dengan perubahan dari gelap menuju benderang.
Terus terang saja, di tengah perkuliaan dan organisasi, beberapa kali saya merasa haru, terharu, menyksikan calon pemimpin bangsa yang sangat bersemangat membela Indonesia. Saya ingin berterik “selamat datang demokrasi”. Tapi saya tahutak ada jalan lurus menuju demokrasi yang beridiology pancasila itu. Ia harus dicapai dengan keringat. Tak ada yang cepat, mudah, dan pasti dengan proses demokratisasi. Dan menurut hemat saya, selamat atau tidaknya proses demokratisasi tegantung pada aktornya. Dia bukan Amien Rais.Bukan Gus Dur. Bukan Megawati. Bukan SBY. Bukan tokoh-tokoh elite yang namanya selalu menghiasi massa. Pelaku utamanya adalah rakyat yang tak bernama, orang per oranng yang tak perna dikutip Koran, penduduk yang hidup dengan kesederhanaan. 
Pelaku demokrasi adalah kita semua. Menjaga proses demokrasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjagaa hak-hak itu supaya siapapun menghormti hak tersebut. Menjaga proses demokratsasi adalah menyatakan sikap secara rasional dan matang sambil ikhlas meneriima orang dengan sikap yang berbeda. Sedangkan pemilu adalah salah satu wahana saja untuk menjag proses demokratisasi itu.
Sekarang kita sudah mendapatkan titik terang mengenai  pengertian demokrasi. Pada awalnya kita berasumsi bahwa demokrasi adalah pelaku utama yang duduk di kursi pemeritahan, di gedung parlemen, di kantor-kantor atau sebuah tempat-tempat terbatas dan sempit lainya. Kita musti membentuk cara berpikir baru bahwa pelaku utama demokrasi adalah kita sendiri. Anda. Semua orang.
Hanya dengan menyadari hal tersebut Indonesia yang gemilang akan kita raih. Sebuah impian agung akan menjadi hal nyata. Dan saya yakin tak ada satupun orang Indonesia yang merindukan kegelapan, masa depan yang suram, sert tingkat perekonomian dan teknologi yang rendah.semoga kita bias menggapai masa depan yang  terang benderang. Sepenuhnya di tangan kita.

sumber: 
http://markitca.blogspot.com/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...